Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan pengiriman bantuan beras sebanyak 10.000 ton untuk rakyat Palestina di Gaza melalui jalur darat

Jumat, 08 Agustus 2025 | Agustus 08, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-07T18:55:17Z

  Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan pengiriman bantuan beras sebanyak 10.000 ton untuk rakyat Palestina di Gaza melalui jalur darat.



“Kita akan mengirimkan bantuan 10 ribu ton beras, yang menurut kami, kalau misalnya dilakukan itu sebaiknya lewat jalur darat. Itu yang kita upayakan,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono di Jakarta, Kamis (7/8/2025), dilansir dari Antara.

Meski demikian, belum ditentukan secara pasti kapan pengiriman tersebut akan direalisasikan.

Selain mengupayakan jalur darat, Indonesia juga telah menerima tawaran untuk berpartisipasi dalam pengiriman bantuan melalui udara atau airdrop, yang saat ini dikoordinasikan oleh pemerintah Yordania dan Uni Emirat Arab (UAE).

“Ini bantuan (airdrop) di luar beras ya. Bantuan lain,” tegas Sugiono, tanpa merinci jenis bantuan lain yang dimaksud.

Pada hari yang sama, Direktur Kerja Sama Pembangunan Internasional Kementerian Luar Negeri RI, Rina Setyawati, menjelaskan Indonesia terus menunjukkan komitmen terhadap rakyat Palestina melalui berbagai bentuk bantuan, baik dari sisi peningkatan kapasitas maupun bantuan kemanusiaan.

“Persiapan pengiriman bantuan tersebut masih terus dikoordinasikan dengan pemerintah Palestina serta pihak terkait lainnya guna memastikan bantuan tersebut dapat sampai dan diterima oleh rakyat Palestina,” kata Rina.

Sebelumnya, pada 3 Agustus 2025, Sugiono menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina merupakan bagian dari prinsip dasar yang dipegang Indonesia.

"Bantuan tersebut adalah bentuk dari komitmen konkret Pemerintah Indonesia dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina yang merupakan ‘amanat konstitusi dan komitmen kebangsaan’,” jelas Sugiono.

Sejak awal konflik di Gaza, Indonesia telah menyalurkan lebih dari 4.400 ton bantuan logistik dan ratusan miliar rupiah sebagai bentuk dukungan kemanusiaan kepada warga Palestina, khususnya di Jalur Gaza.

Namun, beberapa tantangan muncul terkait metode pengiriman bantuan. Pada Rabu (6/8/2025), otoritas dalam negeri Gaza menyuarakan keprihatinan terhadap skema airdrop bantuan karena dinilai justru memperburuk kondisi di lapangan.

“Menerjunkan bantuan kemanusiaan menyebabkan peningkatan korban jiwa di kalangan masyarakat akibat berdesak-desakan saat saling berebut bantuan. Di beberapa kasus, bahkan ada korban tewas,” tulis Kementerian Dalam Negeri Gaza dalam pernyataan resminya.

×
Berita Terbaru Update