Banyak orang mengira penyakit jantung hanya jadi masalah serius bagi pria. Padahal, kenyataannya wanita juga punya risiko besar, terutama jika kadar kolesterol mereka tinggi.
“Yang sering terlupakan, wanita memiliki kondisi khusus yang membuat risiko itu bisa meningkat seiring bertambahnya usia, terutama karena faktor hormon,” tulis Healthline, Minggu (14/9/2025).
Kolesterol sebenarnya bukan sepenuhnya buruk. Zat lemak berbentuk lilin ini dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel, hormon, bahkan vitamin D. Namun, masalah muncul saat kolesterol jahat atau LDL terlalu banyak, sementara kolesterol baik atau HDL justru rendah.
Jika ini terjadi, kolesterol akan menumpuk di dinding pembuluh darah, membentuk plak yang bisa menyumbat arteri. Proses ini disebut aterosklerosis dan bisa memicu serangan jantung maupun stroke.
Pada wanita, kadar kolesterol banyak dipengaruhi oleh hormon estrogen. Selama masih dalam masa subur, estrogen membantu menjaga HDL tetap tinggi sehingga cukup melindungi jantung. Namun, situasi berubah setelah memasuki menopause.
Pada usia sekitar 50–55 tahun, kadar kolesterol total dan LDL cenderung naik, sementara HDL menurun. Itulah sebabnya, meski sebelumnya sehat, seorang wanita tetap bisa menghadapi masalah kolesterol setelah menopause.
Kehamilan juga dapat memengaruhi kondisi ini. Kolesterol memang wajar meningkat saat hamil dan biasanya kembali normal setelah persalinan. Tetapi komplikasi seperti preeklamsia atau diabetes gestasional bisa meninggalkan risiko jangka panjang terhadap kesehatan jantung.
“Jadi, riwayat kehamilan penting diperhatikan sebagai bagian dari penilaian risiko,” saran Healthline.
Selain faktor hormon dan kehamilan, gaya hidup sehari-hari jelas punya peran besar. Pola makan tinggi lemak jenuh, kebiasaan merokok, kurang bergerak, hingga obesitas bisa memperparah kondisi kolesterol. Belum lagi jika ditambah penyakit lain seperti tekanan darah tinggi atau diabetes. Semua itu membuat risiko penyakit jantung pada wanita semakin besar, meski sering kali tidak disadari.
Untuk menjaga kesehatan jantung, wanita perlu tahu batasan angka kolesterol yang aman. Kolesterol total sebaiknya di bawah 200 mg/dL, HDL di atas 50 mg/dL, dan LDL idealnya di bawah 100 mg/dL. Angka-angka ini bisa lebih ketat lagi jika sudah ada riwayat penyakit jantung.
Karena itu, pemeriksaan rutin menjadi kunci. Bagi wanita usia 20 tahun ke atas, sebaiknya cek kolesterol setiap 4-6 tahun sekali. Namun setelah menopause, frekuensi pemeriksaan perlu lebih sering, bahkan setiap tahun ketika sudah berusia di atas 65 tahun.
Kabar baiknya, banyak hal bisa dilakukan untuk mengendalikan kolesterol. Gaya hidup sehat adalah langkah pertama seperti menjaga berat badan, berhenti merokok, rutin berolahraga minimal 150 menit per minggu, serta memperbanyak konsumsi sayur, buah, ikan berlemak, dan kacang-kacangan.
Di sisi lain, batasi makanan tinggi gula dan lemak jenuh serta kurangi alkohol. Jika semua itu belum cukup, dokter biasanya akan memberikan obat penurun kolesterol, seperti statin.
Singkatnya, meski wanita sering merasa lebih terlindungi dari penyakit jantung sebelum menopause, risiko tetap ada dan bisa meningkat drastis setelahnya. Karena kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala, pemeriksaan rutin adalah satu-satunya cara untuk mendeteksinya. Dengan langkah pencegahan yang tepat sejak dini, wanita bisa menjaga kesehatan jantungnya tetap kuat hingga usia lanjut.