Iran dan Badan Tenaga Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA) kembali rujuk dan menandatangani perjanjian pada Selasa (9/9/2025) waktu Kairo. Penandatanganan ini menandai telah dimulainya kembali kerja sama antar keduanya.
Perjanjian antara keduanya dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty.
Dilansir dari AP News, Rabu (10/9/2025) kerja sama yang ditandatangani Iran dan IAEA termasuk mengenai cara-cara untuk memulai kembali inspeksi pada fasilitas nuklir Iran. Namun sayangnya selain poin kembali dimulainya inspeksi fasilitas nuklir Iran, tidak disebutkan apa saja rincian lebih lanjut mengenai perjanjian tersebut.Rafael Grossi hanya menyebut perjanjian tersebut bersifat teknis dan menyoroti pekerjaan inspeksi yang tak terhindarkan dan perlu dilanjutkan di Iran berdasarkan perjanjian non-proliferasi senjata nuklir.
"Ini langkah ke arah yang benar," ujar Grossi.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Mesir dalam pernyataan menyebut kesepakatan tersebut dicapai melalui upaya diplomatik intensif yang dilakukan oleh Mesir.
Sebelumnya, pada 2 Juli 2025 Presiden Iran Masoud Pezeshkian menandatangani undang-undang yang disahkan oleh parlemen Iran yang menangguhkan semua kerja sama dengan badan pengawas nuklir bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut.
Penangguhan kerja sama tersebut dilakukan setelah perang 12 hari antara Israel dan Iran pada Juni 2025, di mana Israel dan Amerika Serikat menyerang sejumlah situs fasilitas nuklir Iran.