Keberadaan Sentra Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG) telah membuka lapangan kerja besar bagi masyarakat. Hingga kini, lebih dari 300.000 orang bekerja langsung di unit SPPG yang tersebar di berbagai daerah Indonesia.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan jumlah itu bahkan bisa lebih besar apabila dihitung tenaga di sektor pendukung.
“Belum termasuk tenaga di sektor supplier. Karena satu SPPG minimal membutuhkan 15 supplier, dan tiap supplier biasanya mempekerjakan lima hingga 15 orang. Jadi totalnya sudah lebih dari 600.000 orang yang bekerja dalam ekosistem SPPG,” kata Dadan di Jakarta, Kamis (18/9/2025).Menurut Dadan, angka tersebut belum termasuk kontribusi petani dan pelaku rantai pasok pangan lainnya yang juga menjadi bagian penting dari keberlangsungan program.
BGN pada 2026 akan menerima anggaran Rp 335 triliun dengan perincian 96% atau sekitar Rp 268 triliun difokuskan pada program pemenuhan gizi nasional. Sisanya, 4% akan digunakan untuk mendukung manajemen.
Dadan menjelaskan, alokasi besar ini sekaligus menjadi bukti keseriusan pemerintah memperkuat program MBG dan memperluas pembangunan SPPG di seluruh wilayah.
Ia menegaskan, SPPG bukan hanya sarana pemenuhan gizi masyarakat, tetapi juga motor penggerak ekonomi lokal. Dengan melibatkan supplier, petani, dan UMKM, program ini menciptakan efek berantai yang luas terhadap kesejahteraan masyarakat.