Sejak mulai dikerjakan pada Juni 2025, proyek dengan anggaran Rp 3,9 miliar itu menjadi biang kemacetan panjang di jalur utama menuju kawasan wisata. Kendaraan pribadi maupun angkutan umum kerap mengular hingga beberapa kilometer dan terpaksa menunggu berjam-jam karena harus melintasi jembatan alternatif yang sempit.
Pantauan kontributor dnewsradio.com , Minggu (7/9/2025) sore, menunjukkan antrean kendaraan mengular hingga ratusan meter. Pengendara tampak tidak berdaya selain menunggu giliran melintas.
Bambang, salah seorang pengguna jalan yang hendak mudik setelah menjemput anaknya dari Jakarta, mengaku terjebak macet lebih dari satu jam.
"Sejak jembatan ini diperbaiki, hampir setiap hari macet. Apalagi kalau akhir pekan, Jumat sampai Minggu, parah sekali," kata Bambang, Minggu (7/9/2025).
Ia menambahkan, meski ada jalur alternatif, pengendara enggan menggunakannya karena kondisi jalan rusak parah dan jaraknya lebih jauh.
"Alternatif memang ada, tetapi jalannya rusak dan jaraknya lebih jauh. Kalau pengerjaan dilakukan siang dan malam, mungkin bisa lebih cepat selesai," ujarnya.
Keluhan serupa datang dari Mudin, pengguna jalan lain yang tengah menuju lokasi wisata. Ia mengaku perjalanannya terhambat sekitar 30 menit akibat antrean panjang. "Kalau bisa pengerjaannya lebih difokuskan lagi supaya cepat selesai. Apalagi kalau musim liburan atau hari raya, macetnya bisa makin panjang," katanya.
Warga dan pengguna jalan berharap proyek perbaikan jembatan ini segera dipercepat. Pasalnya, jalur Pandeglang-Labuan bukan hanya menjadi akses utama warga lokal, tetapi juga pintu masuk ke sejumlah destinasi wisata populer di Banten seperti Labuan, Panimbang, hingga Tanjung Lesung.