Bentrokan bersenjata besar terjadi di sepanjang perbatasan Afghanistan–Pakistan pada Jumat (10/10/2025) malam, yang menewaskan puluhan tentara dari kedua pihak. Insiden ini menandai eskalasi paling serius antara kedua negara sejak Taliban berkuasa pada 2021.
Juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan pasukan Afghanistan melancarkan serangan balasan terhadap pos pemeriksaan militer Pakistan di perbatasan sebagai respons atas serangan udara tentara Pakistan di Kabul dua hari sebelumnya.
“Sebanyak 58 tentara Pakistan tewas, sementara 9 pejuang kami gugur dan 30 lainnya terluka,” ujar Mujahid, seraya menambahkan bahwa pertempuran berhenti pada tengah malam setelah Arab Saudi dan Qatar menengahi gencatan senjata sementara.Namun, Mujahid menuduh tentara Pakistan tetap melanjutkan serangan ke wilayah Afghanistan pada Sabtu (11/10/2025) dini hari.
Sementara itu, militer Pakistan menyampaikan versi berbeda. Dalam pernyataannya, Islamabad menyebut 23 tentara Pakistan tewas, sementara lebih dari 200 anggota Taliban dan kelompok sekutunya terbunuh dalam pertempuran.
“Serangan darat dan tembakan presisi menargetkan kamp Taliban, pos penjagaan, serta fasilitas pelatihan teroris,” kata militer Pakistan dalam pernyataan resminya.
Pertempuran terbaru ini terjadi setelah ledakan di Kabul pada Kamis (9/10/2025), yang oleh Taliban disebut sebagai pelanggaran wilayah udara oleh Pakistan. Meski begitu, pihak berwenang setempat belum melaporkan adanya korban atau kerusakan besar.
Foto-foto yang dirilis AFP menunjukkan pasukan Taliban melakukan patroli intensif di distrik Shorabak, dekat perbatasan Afghanistan–Pakistan, Sabtu (12/10).
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengutuk tindakan militer Afghanistan yang dianggap provokatif. “Pakistan tidak akan berkompromi soal pertahanan nasional. Setiap tindakan agresif akan kami balas dengan tegas,” ujarnya.
Sharif menuduh pemerintahan Taliban membiarkan kelompok teroris beroperasi dari wilayah Afghanistan dan menargetkan pasukan Pakistan.
Akibat bentrokan, penyeberangan perbatasan utama ditutup, sementara Arab Saudi, Iran, dan Qatar menyerukan kedua pihak agar menahan diri.
Pakistan tidak mengonfirmasi keterlibatan langsungnya dalam serangan udara 9 Oktober 2025, tetapi menegaskan memiliki hak membela diri dari ancaman militan lintas batas.
Militan dari kelompok Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) semakin aktif di wilayah barat laut Pakistan, terutama di Khyber Pakhtunkhwa, sejak pasukan AS menarik diri dari Afghanistan dan Taliban kembali berkuasa pada 2021.
lTTP memiliki hubungan erat dengan Taliban Afghanistan, dan menurut laporan PBB, kelompok itu “mendapat dukungan operasional serta logistik signifikan” dari pemerintahan Taliban.
Sejak Januari hingga pertengahan September 2025, lebih dari 500 orang, termasuk 311 tentara dan 73 polisi Pakistan, telah tewas akibat serangan militan, menurut data militer Pakistan.
Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif menegaskan kesabaran Islamabad terhadap Taliban sudah habis. “Beberapa upaya diplomatik telah gagal. Pemerintah dan militer Pakistan kini tak akan tinggal diam,” tegasnya.