Jenazah atlet gimnastik muda Naufal Takdir Al-Bari tiba di Indonesia setelah menempuh perjalanan udara hampir 20 jam dari Rusia. Kedatangannya disambut haru di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten.
Setibanya di Tanah Air, jenazah disemayamkan di gedung human remains kargo Bandara Soetta dan disalatkan oleh kerabat, rekan atlet, serta sejumlah pejabat olahraga yang hadir.
Ketua Umum Federasi Gimnastik Indonesia (FIG) Ita Yuliati dalam penyambutan jenazah dan menyampaikan rasa duka mendalam. Ia mengenang almarhum sebagai pribadi yang sangat santun, penuh semangat, dan menginspirasi.
“Dia sangat-sangat santun, sangat gigih dalam berlatih, tidak pernah mengenal lelah,” kata Ita Yuliati sambil menangis, Kamis (2/10/2025).
Ita menceritakan pertemuannya dengan ibunda Naufal saat di Rusia, yang membuatnya semakin yakin almarhum adalah pribadi luar biasa.
“Ibunya menciptakan segalanya untuk Naufal. Dan Naufal sangat hormat serta menyayangi ibunya. Dia benar-benar mengabdikan jiwanya untuk sang ibu,” tambahnya.
Naufal Takdir Al-Bari adalah atlet muda berusia 19 tahun yang dikenal memiliki semangat tinggi dan disiplin luar biasa.
Ia pertama kali dikenal Ita Yuliati saat bergabung dalam Pelatnas Gimnastik Indonesia dua tahun lalu.
“Saya pernah antar dia ke Jepang untuk training dua kali. Terakhir, dia ikut Asia Championship di Korea. Sikapnya selalu baik dan patut dicontoh,” kenangnya.
Setelah proses penyambutan dan doa bersama, jenazah Naufal akan diberangkatkan ke kampung halamannya di Gresik, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025) dini hari WIB untuk proses pemakaman.
Kehilangan Naufal Takdir menjadi duka mendalam bagi dunia olahraga Indonesia, khususnya cabang gimnastik. Sosoknya tidak hanya dikenal karena prestasi, tetapi juga karena kepribadiannya yang rendah hati dan penuh kasih terhadap keluarga.
