-->

Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

PT Petrosea Tbk (PTRO) optimistis melanjutkan tren pertumbuhan positif pasca-akuisisi dengan target pendapatan meningkat 43% pada tahun 2025

Selasa, 07 Oktober 2025 | Oktober 07, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-06T21:12:46Z

 PT Petrosea Tbk (PTRO) optimistis melanjutkan tren pertumbuhan positif pasca-akuisisi dengan target pendapatan meningkat 43% pada tahun 2025 menjadi US$ 991 juta, dan diproyeksikan kembali naik 41% pada 2026 mencapai US$ 1,4 miliar.



Direktur Petrosea Ruddy Santoso menyampaikan hal tersebut dalam Paparan Publik Perseroan yang digelar pada Senin (6/10/2025). Ia menegaskan, kenaikan pendapatan tidak hanya ditopang oleh pertumbuhan organik, tetapi juga kontribusi dari pasar baru hasil akuisisi strategis.

“Pendapatan perseroan terus bertumbuh baik secara organik maupun dari pasar baru melalui akuisisi. Trend pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan CAGR sebesar 8% pada 2019–2024,” ujar Ruddy.

Seiring dengan kenaikan pendapatan, EBITDA Petrosea juga diperkirakan melonjak signifikan menjadi US$ 306 juta pada 2026, dengan EBITDA margin mencapai 22%, meningkat dari 15% pada 2024.

Menurut Ruddy, proyeksi tersebut masih bersifat konservatif karena hanya memperhitungkan backlog kontrak yang sudah dimenangkan, tanpa memasukkan potensi tambahan dari proyek dan ekspansi baru yang sedang dikembangkan perusahaan.

Mulai Raup Pendapatan dari Luar Negeri dan EPCI Lepas Pantai

Petrosea kini juga memperluas jangkauan bisnisnya ke luar negeri. Pasca-penyelesaian akuisisi Hafar dan HBS Group, perusahaan menargetkan kontribusi pendapatan luar negeri sebesar 2% pada 2025 dan 6% pada 2026. Selain itu, unit bisnis EPCI lepas pantai (Engineering, Procurement, Construction, and Installation) diproyeksikan menyumbang 4% dari total pendapatan Petrosea di 2025 dan 6% pada 2026.

Direktur Petrosea Kartika Hendrawan menambahkan bahwa akuisisi yang dilakukan pada paruh kedua tahun ini menjadi pendorong utama pertumbuhan non-organik dan ekspansi global Petrosea.

Pada 1 Agustus 2025, Petrosea telah menandatangani Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA) untuk mengakuisisi seluruh saham HBS Group dengan total nilai transaksi sebesar US$ 25,8 juta.

“Grup HBS merupakan pemain kunci di bidang jasa pertambangan dan konstruksi di Papua Nugini. Sejak 2006, mereka telah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan tambang emas besar seperti Newmont, St. Barbara, dan Harmony Gold,” ujar Hendrawan.

Kemudian, pada 15 Agustus 2025, Petrosea juga telah menyelesaikan akuisisi 51% saham di Grup Hafar, yang bergerak di bidang Engineering, Procurement, Construction, and Installation (EPCI) serta layanan pelayaran untuk industri minyak dan gas lepas pantai, dengan nilai transaksi mencapai Rp 399,8 miliar.

“Grup Hafar merupakan kelompok usaha offshore, oil and gas yang fokus pada instalasi pipa dan peralatan bawah laut, termasuk kepemilikan sejumlah kapal, dengan klien-klien seperti Pertamina, Petronas, dan Freeport. Melalui dua akuisisi strategis ini, Petrosea berhasil mendiversifikasi portofolio dari sisi geografi, jenis mineral, dan layanan (service offering),” tambahnya.

Pertumbuhan Kuat di Tengah Tantangan Global

Meski dihadapkan pada penurunan harga batu bara dunia dan curah hujan tinggi di awal 2025, Petrosea tetap menunjukkan kinerja yang solid. Sepanjang semester pertama 2025, perusahaan berhasil mencatat kenaikan pendapatan 10,4% year-on-year menjadi US$ 351 juta, ditopang oleh dua lini bisnis utama kontrak pertambangan serta rekayasa dan konstruksi industri.

Kontribusi terbesar masih datang dari segmen kontrak pertambangan sebesar 49,8%, disusul rekayasa dan konstruksi sebesar 45,4%.

Tak hanya itu, sinergi dengan perusahaan induk, Grup CUAN, turut memberikan kontribusi pendapatan sebesar 7% pada periode yang sama.

“Sinergi dengan Grup CUAN memperkuat posisi Petrosea sebagai perusahaan yang agile dan efisien. Hasilnya, laba kotor kami tumbuh 20,9% year-on-year dengan margin meningkat menjadi 14%,” tutur Ruddy.

Kinerja positif tersebut turut mendorong EBITDA semester pertama 2025 meningkat 50,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, seiring dengan efisiensi dan penerapan Operation Excellence di seluruh lini bisnis.



×
Berita Terbaru Update