-->

Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Kasus mobil mogok saat hujan semakin sering terjadi ketika musim hujan tiba, seiring meningkatnya tantangan berkendara yang tidak hanya berasal dari jalanan licin, tetapi juga dari lonjakan gangguan teknis kendaraan.

Senin, 24 November 2025 | November 24, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-23T18:33:06Z

  

Kasus mobil mogok saat hujan semakin sering terjadi ketika musim hujan tiba, seiring meningkatnya tantangan berkendara yang tidak hanya berasal dari jalanan licin, tetapi juga dari lonjakan gangguan teknis kendaraan. Garasi.id mencatat bahwa permintaan layanan darurat seperti derek, jumper aki, dan bantuan teknis lainnya melonjak hingga 40% pada awal musim hujan dibandingkan periode sebelumnya. Data ini menunjukkan bahwa banyak pengemudi masih belum siap menghadapi situasi cuaca ekstrem.



Hujan deras, genangan air, serta kondisi jalan yang tidak terlihat jelas kerap memicu berbagai persoalan teknis, mulai dari mesin yang tiba-tiba mati hingga kerusakan sistem kelistrikan. “Musim hujan memang jadi tantangan tersendiri bagi pengendara. Dalam banyak kasus, air yang masuk ke ruang mesin atau sistem kelistrikan dapat membuat kendaraan mati total di jalan. Kondisi ini kerap membuat panik, terutama jika terjadi saat hujan deras atau di malam hari,” jelas Ardyanto Alam, CEO Garasi.id melalui keterangan resmi, Minggu (23/11/2025). 

Untuk membantu pengendara menghadapi kondisi tersebut, Garasi.id menyediakan layanan Asisten Darurat 24 Jam yang dirancang sebagai “garis pertahanan pertama” ketika pengemudi mengalami masalah tak terduga. Bantuan yang disediakan meliputi layanan derek, jump-start aki, penggantian ban, pengantaran bahan bakar, hingga bantuan membuka pintu mobil. 

Dengan teknisi terlatih di berbagai kota besar, Garasi.id memastikan pengguna dapat memperoleh bantuan tanpa menunggu terlalu lama, bahkan di tengah hujan deras. “Kami ingin memastikan setiap pengendara merasa aman. Cukup hubungi kami di +628170250888 atau WhatsApp 0815-2255-0888, dan bantuan segera datang,” tambah Ardy.Di tengah meningkatnya kasus mobil mogok saat hujan, salah satu kebiasaan paling berisiko yang banyak dilakukan pengemudi adalah menerobos banjir tanpa mengetahui batas aman kendaraan. Ardy menjelaskan bahwa sebagian besar mobil hanya aman melintasi genangan yang tidak lebih tinggi dari setengah ban. 

Jika melewati batas itu, risiko water hammer, korsleting, dan kerusakan ECU meningkat tajam. Ia juga menekankan pentingnya menilai situasi sebelum memutuskan melintas. “Kalau tidak tahu kedalamannya dan tidak ada mobil lain yang sudah melewati, lebih baik putar balik. Untuk mobil dengan ground clearance rendah seperti sedan atau city car, risikonya lebih besar,” ujarnya.

Apabila jalan tergenang tidak bisa dihindari, Ardy menyarankan teknik melintas yang lebih aman: gunakan gigi rendah, pertahankan putaran mesin stabil, dan jangan berhenti di tengah genangan. Setelah melewati area banjir, pengemudi perlu segera mengetes rem untuk memastikan fungsinya kembali optimal. 

Beberapa komponen kendaraan juga diketahui sangat rentan terhadap air, seperti filter udara, ruang bakar, alternator, sistem injeksi, hingga kampas rem. Saat komponen-komponen ini terpapar air, kerusakan serius dan biaya perbaikan yang besar bisa terjadi.

Garasi.id juga memberikan langkah pencegahan praktis untuk mengurangi risiko masalah saat musim hujan. Pengemudi disarankan menyimpan nomor layanan darurat di ponsel, memeriksa kondisi ban agar grip tetap optimal di jalan basah, membawa perlengkapan keselamatan seperti segitiga pengaman dan jas hujan, serta rutin mengecek wiper dan lampu karena visibilitas menjadi faktor paling krusial saat hujan deras.

Dengan meningkatnya kasus mobil mogok saat hujan, kesadaran dan persiapan menjadi kunci untuk menjaga keselamatan. Berbagai langkah pencegahan dapat membantu pengendara mengurangi risiko sekaligus memastikan keamanan bagi diri sendiri dan pengguna jalan lainnya sepanjang musim hujan ini.

×
Berita Terbaru Update