-->

Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menetapkan status tanggap darurat hidrometeorologi hingga Januari 2026

Rabu, 05 November 2025 | November 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-05T02:50:23Z

 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menetapkan status tanggap darurat hidrometeorologi hingga Januari 2026, sebagai langkah antisipasi menghadapi ancaman cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan terus terjadi.



Keputusan ini menjadi peringatan bagi seluruh warga agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama angin kencang, banjir, dan pohon tumbang.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang Ichwanul Muslimin menegaskan penetapan status ini bukan tanpa alasan. Sejak akhir Oktober, intensitas cuaca ekstrem terpantau meningkat, ditandai dengan berbagai perustiwa di sejumlah kecamatan. Salah satu yang paling parah terjadi di Dusun Krajan, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau ketika angin puting beliung merusak ratusan rumah warga pada Minggu (2/11/2025).

“Mulai dari 29 sampai 30 Oktober 2025, tanda-tanda cuaca ekstrem sudah terlihat. Pohon tumbang di banyak titik, angin kencang makin sering terjadi. Karena itu, kami menetapkan status tanggap darurat hingga Januari 2026,” jelas Ichwanul, Rabu (5/11/2025).

Sebagai bagian dari langkah pencegahan, BPBD Kabupaten Malang kini tengah melakukan pendataan dan perempesan pohon yang berpotensi tumbang, terutama di kawasan padat penduduk serta jalur utama lalu lintas. 

Upaya ini dilakukan bersama Dinas Bina Marga, serta melibatkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) untuk wilayah jalan provinsi dan nasional.

“Kami sudah mengirim surat resmi kepada pihak provinsi dan BBPJN agar proses perempesan bisa dilakukan sesuai prosedur. Tidak bisa sembarangan memangkas pohon di jalan nasional,” tambahnya.

Ichwanul juga menyoroti sejumlah wilayah yang memiliki potensi tinggi terdampak angin puting beliung, seperti Kecqmatan Dau, Singosari, Ngajum, Lawang, Karangploso, Jabung, Pakis, Tajinan, Poncokusumo, Bululawang, Sumberpucung, dan Pagelaran.

Ia mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan agar memperkuat lingkungan sekitar dengan menanam pepohonan. “Pohon besar bisa membantu memecah angin dan mengurangi dampak puting beliung. Justru kawasan terbuka tanpa pepohonan lebih berisiko mengalami kerusakan parah,” pungkasnya.

×
Berita Terbaru Update