Bahaya kolesterol dalam keluarga sering kali tidak disadari. Kolesterol tinggi umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun, sehingga banyak orang mengabaikannya. Bahkan ketika tahu, seringkali tetap dianggap sepele, hingga akhirnya muncul serangan jantung atau strok.
Meski kita kerap mengira serangan jantung hanya terjadi pada orang tua, faktanya, orang berusia di bawah 55 tahun pun bisa terkena, terutama jika sejak lahir sudah memiliki kolesterol tinggi. Kondisi ini dikenal sebagai familial hypercholesterolemia (FH). FH adalah kelainan genetik yang membuat tubuh sulit menghilangkan kolesterol jahat (LDL) dari dalam darah.
“Sejak kecil, kolesterol sudah menumpuk di dinding pembuluh darah, menyebabkan penyempitan aliran darah dan meningkatkan risiko serangan jantung atau strok di usia muda,” tulis situs Hopkins Medicine, Senin (28/4/2025).
Siapa saja bisa memiliki FH jika dalam keluarganya ada riwayat kelainan genetik ini. FH lebih sering ditemukan pada keturunan Prancis-Kanada, Yahudi Ashkenazi, Lebanon, dan Afrikaner dari Afrika Selatan.Yang mengkhawatirkan, lebih dari 90% orang dengan FH tidak sadar bahwa mereka mengidapnya. Inilah kenapa kita harus waspada terhadap bahaya kolesterol dalam keluarga. Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami serangan jantung, pemasangan stent, atau operasi bypass jantung di usia muda, sebelum 55 tahun pada pria dan 65 tahun pada wanita, kemungkinan besar ada faktor genetik yang perlu diwaspadai.
Menurut Dr Seth Martin dari Johns Hopkins University, tanda-tanda tersebut bisa menjadi petunjuk penting adanya familial hypercholesterolemia dalam keluarga.
Karena kolesterol tinggi sering tidak menunjukkan gejala, penting untuk memperhatikan riwayat keluarga. Namun, ada beberapa tanda fisik yang bisa muncul, seperti benjolan lemak (xanthoma) di bawah kulit, terutama di tangan, lutut, tumit, siku, atau sekitar mata. Kadang, dokter mata juga bisa menemukan tanda kolesterol tinggi saat memeriksa mata Anda.
Jika keluarga Anda memiliki riwayat penyakit jantung, sebaiknya segera cek kadar kolesterol melalui tes darah sederhana. Jika hasilnya tinggi, apalagi di usia muda, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan genetik untuk memastikan ada tidaknya FH.
Bagi kebanyakan orang, mengubah gaya hidup seperti pola makan sehat, rutin olahraga, dan menjaga berat badan cukup untuk menurunkan kolesterol. Tapi bagi penderita FH, perubahan gaya hidup saja biasanya tidak cukup.
"Orang dengan FH tetap bisa memiliki kadar kolesterol tinggi meskipun sudah menjaga makanannya," kata Dr Martin. Karena itu, pengobatan dengan obat penurun kolesterol seperti statin sangat dianjurkan. Statin membantu mengurangi kolesterol LDL lebih dari 50% dan aman digunakan dalam jangka panjang.
Selain statin, ada juga obat lain seperti penghambat PCSK9 atau obat yang mencegah penyerapan kolesterol dari usus. Dalam kasus yang sangat berat, dokter mungkin menyarankan prosedur LDL apheresis, yaitu proses penyaringan kolesterol dari darah.
Bahaya kolesterol dalam keluarga juga tidak berhenti di situ. Jika Anda memiliki FH, peluang Anda mewariskan kondisi ini ke anak adalah 50%. Jika kedua orang tua memiliki FH, anak pasti akan mewarisinya. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa kadar kolesterol anak-anak sejak dini, apalagi bila ada riwayat FH di keluarga.
Sayangnya, banyak orang baru didiagnosis FH saat sudah berusia 30-an atau 40-an. Padahal, menurut Dr Martin, memulai pengobatan sejak kecil bisa menjaga kesehatan jantung seumur hidup dan menghindari serangan jantung di usia muda.