Emas selalu menjadi pilihan investasi yang menguntungkan, terbukti dengan statusnya yang telah bertahan sebagai safe haven selama berabad-abad.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kini kita dihadapkan pada dua opsi investasi emas yang semakin populer, yakni emas fisik dan emas digital.
Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting, terutama bagi yang baru ingin memulai investasi atau sedang mempertimbangkan untuk memperluas portofolio investasi. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ulasannya!
Bentuk dan Kepemilikan
Emas fisik merupakan emas nyata dalam bentuk logam mulia batangan, koin, atau perhiasan yang dapat kamu pegang, lihat, bahkan gunakan. Kepemilikan emas ini bersifat langsung dan berwujud.Sebaliknya, emas digital adalah bentuk kepemilikan emas yang tercatat secara elektronik melalui aplikasi, platform online, atau layanan perbankan.
Walaupun tidak bisa disentuh secara fisik, emas digital tetap didukung oleh cadangan emas nyata yang dikelola oleh penyedia layanan, sehingga tetap mewakili nilai emas sesungguhnya.
Cara Pembelian dan Akses
Membeli emas fisik biasanya dilakukan melalui toko emas, butik logam mulia, atau outlet resmi seperti Antam dan Pegadaian. Prosesnya cukup memakan waktu, mulai dari mengecek harga hingga menerima barang secara langsung.
Berbeda dengan emas digital yang bisa dibeli dalam waktu singkat melalui aplikasi di ponsel, seperti Tokopedia Emas, Shopee Emas, Pluang, atau layanan bank digital. Modal yang dibutuhkan pun relatif kecil, bahkan mulai dari Rp 10.000 saja.
Hal ini membuat emas digital sangat cocok bagi investor pemula dan anak muda yang ingin mulai berinvestasi dengan risiko minimal. Sementara itu, emas fisik lebih ideal untuk investasi bernilai besar dengan tujuan jangka panjang.
Keamanan dan Penyimpanan
Menyimpan emas fisik membutuhkan perhatian ekstra terhadap keamanan. Kamu perlu menyediakan tempat penyimpanan khusus seperti brankas di rumah, atau menyewa safe deposit box yang tentunya memerlukan biaya tambahan. Risiko kehilangan akibat pencurian atau bencana juga perlu dipertimbangkan.
Di sisi lain, emas digital tidak memerlukan penyimpanan fisik di rumah. Platform penyedia emas digital biasanya sudah dilengkapi sistem keamanan tinggi dan asuransi. Meski begitu, pengguna tetap harus menjaga kerahasiaan data akun agar tidak terjadi kebocoran atau penyalahgunaan.
Biaya Tambahan dan Spread Harga
Investasi emas fisik umumnya memiliki spread harga (selisih harga beli dan jual) yang lebih tinggi. Selain itu, ada biaya cetak, ongkos kirim, dan penyimpanan yang harus diperhitungkan.
Jika berbentuk perhiasan, ada pula ongkos pembuatan yang tidak selalu bisa dikembalikan saat dijual. Sementara itu, emas digital cenderung memiliki spread yang lebih kecil.
Karena tidak memerlukan pencetakan atau pengiriman, biayanya lebih efisien. Meski ada sedikit biaya transaksi dari platform, jumlahnya tetap lebih ringan dibandingkan investasi emas fisik.
Tujuan Investasi dan Gaya Kepemilikan
Emas fisik lebih sesuai bagi investor konservatif yang mengutamakan investasi jangka panjang. Banyak orang juga memilih emas fisik sebagai bentuk aset yang mudah diwariskan atau dipindahkan dalam situasi darurat.
Sementara itu, emas digital cocok untuk investor yang menginginkan fleksibilitas dan kemudahan berinvestasi secara rutin, seperti dengan metode dollar cost averaging (DCA).
Emas digital juga ideal untuk generasi yang mengutamakan kepraktisan dan ingin memantau investasinya secara real-time melalui smartphone.
Baik emas fisik maupun emas digital memiliki keunggulan dan tantangan masing-masing sebagai alat investasi. Jika lebih nyaman memegang langsung aset dan ingin menjadikannya warisan, emas fisik bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika mencari cara investasi yang praktis, fleksibel, dan dengan modal kecil, emas digital patut dipertimbangkan.