Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

China tengah memimpin inovasi baru dalam industri kendaraan listrik, khususnya skuter roda dua

Minggu, 08 Juni 2025 | Juni 08, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-07T19:09:22Z

 China tengah memimpin inovasi baru dalam industri kendaraan listrik, khususnya skuter roda dua, dengan mengembangkan baterai berbasis sodium-ion, teknologi yang bahan bakunya berasal dari garam laut.



Melansir Tech Radar, Sabtu (7/6/2025), langkah ini dinilai mampu menghadirkan solusi energi yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan dibandingkan baterai lithium-ion konvensional.

Meskipun penggunaan natrium dalam baterai telah dikenal sejak era 1960-an, ketika Ford Motor Company mulai mempertimbangkannya untuk kendaraan listrik, implementasi skala besar baru terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun lalu, produsen otomotif asal China, JAC (yang bekerja sama dengan Volkswagen) meluncurkan kendaraan produksi massal pertama di dunia yang menggunakan baterai sodium-ion, yaitu Hua Xianzi. Mobil listrik kecil ini dibekali baterai 25kWh yang mampu menempuh jarak hingga 250 kilometer dalam satu kali pengisian.

Walaupun belum mencatat penjualan global yang signifikan, teknologi ini mulai menemukan pasarnya di segmen kendaraan mikro dan skuter elektrik, terutama di kota-kota besar, seperti Shenzhen.

Kota ini memiliki populasi sekitar 17,8 juta jiwa, dan skuter menjadi moda transportasi paling dominan, dengan penjualan lebih dari 55 juta unit sepanjang 2023.

Yadea, salah satu pemimpin global dalam industri kendaraan roda dua listrik, telah memperkenalkan tiga model skuter bertenaga baterai sodium-ion dan berencana meluncurkan lebih banyak model ke pasar dalam waktu dekat.

Dibandingkan dengan baterai lithium-ion, baterai sodium-ion memang memiliki kepadatan energi sekitar 30% lebih rendah, yang membuat sebagian produsen besar masih enggan mengadopsinya.

Namun, biaya produksinya yang lebih murah dan ketersediaan bahan baku yang melimpah menjadikannya pilihan menarik di tengah turunnya permintaan global untuk lithium-ion.

Menurut lembaga riset industri Starting Point Research Institute di Shenzhen, pangsa pasar skuter listrik berbaterai sodium-ion di China diprediksi meningkat menjadi 15% pada 2030, dari hanya 0,04% pada 2023.

Lebih dari sekadar untuk kendaraan, China juga menargetkan penggunaan baterai sodium-ion untuk solusi penyimpanan energi skala besar, terutama untuk menampung surplus energi dari sumber terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

Hal ini memungkinkan energi disimpan ketika tidak digunakan dan mengurangi ketergantungan pada bahan tambang langka seperti litium.

Dengan strategi ini, China tak hanya menghadirkan inovasi dalam transportasi ramah lingkungan, tetapi juga menata masa depan energi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan terjangkau.

×
Berita Terbaru Update