-->

Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Israel dan Hamas telah menyepakati tahap pertama dari perjanjian gencatan senjata dan pertukaran sandera, membuka peluang bagi berakhirnya konflik di Gaza

Jumat, 10 Oktober 2025 | Oktober 10, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-09T17:54:11Z

  Israel dan Hamas telah menyepakati tahap pertama dari perjanjian gencatan senjata dan pertukaran sandera, membuka peluang bagi berakhirnya konflik di Gaza.  Berdasarkan rencana tersebut, Hamas akan membebaskan 20 sandera yang masih hidup, sementara Israel akan menarik pasukannya ke garis yang telah disepakati dan membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina, menurut sumber yang dikutip BBC, Jumat (10/10/2025).



Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut hari ini sebagai “hari besar bagi Israel” dan mengatakan akan menggelar rapat kabinet pada Kamis (9/10/2025) waktu setempat  untuk menyetujui kesepakatan tersebut.  Rapat kabinet dijadwalkan berlangsung pukul 17.00 waktu Yerusalem (15.00 BST), disusul pertemuan pemerintah pukul 18.00. Setelah disetujui pemerintah Israel, gencatan senjata akan dimulai di Gaza.Pasukan Israel di Gaza kemudian akan ditarik sebagian ke garis yang telah disepakati, di mana militer Israel masih akan menguasai sekitar 53% wilayah Jalur Gaza.  “Setelah itu, jendela waktu selama 72 jam akan dimulai, di mana seluruh sandera akan dikembalikan ke Israel,” kata juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian. 

Ia menambahkan, Hamas akan membebaskan sandera yang mereka culik dalam serangan 7 Oktober 2023 paling lambat pada hari Senin. Selama lima hari pertama, Israel akan mengizinkan 400 truk bantuan masuk ke Gaza setiap hari, dan jumlahnya akan ditingkatkan secara bertahap di tahap-tahap berikutnya, kata seorang pejabat Palestina kepada BBC.Hamas mengonfirmasi bahwa kesepakatan ini mencakup penarikan pasukan Israel dari beberapa bagian Gaza dan pembukaan akses bantuan ke wilayah Palestina. Hamas juga meminta Presiden AS Donald Trump memastikan Israel mematuhi kesepakatan tersebut.

Seorang pejabat Palestina mengatakan bahwa “garis kuning” tempat pasukan Israel akan mundur, sebagaimana diatur dalam rencana Trump, telah disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan keamanan Israel dan memastikan pembebasan sandera oleh Hamas.

Kesepakatan yang dicapai setelah tiga hari perundingan tidak langsung di Mesir ini merupakan bagian pertama dari rencana perdamaian 20 poin yang diajukan Trump pada akhir September 2025 lalu.  Meskipun demikian masih banyak beberapa rincian yang belum diumumkan. 

Sejumlah isu penting seperti perlucutan senjata Hamas dan pemerintahan masa depan Gaza masih akan dibahas ke depannya, Selain itu Donald Trump juga berencana membentuk  pemerintahan transisi sementara yang dipimpin oleh komite internasional dan diawasi langsung oleh Trump dan mantan Perdana Menteri Inggris, Sir Tony Blair.

Hamas akan dilarang memiliki peran di Gaza, dan diharapkan Otoritas Palestina yang kini memerintah Tepi Barat akan mengambil alih kekuasaan di sana.

Sebelumnya, perjanjian gencatan senjata yang dimulai pada Januari runtuh setelah dua bulan, bahkan sebelum mencapai tahap kedua dari rencana tiga tahap. Israel kemudian melanjutkan serangan udara besar-besaran, dengan Netanyahu menuduh Hamas menolak membebaskan lebih banyak sandera.

Kini upaya gencatan senjata semakin nyata antara Israel dan Hamas. Pada Rabu (8/10/2025), Netanyahu dan Trump saling memberi selamat atas “pencapaian bersejarah” tersebut dalam panggilan telepon yang disebut “mengharukan” oleh kantor Perdana Menteri Israel.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyebut kesepakatan ini sebagai “peluang besar” dan berjanji PBB akan mendukung pelaksanaan penuh perjanjian tersebut, mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan, serta membantu rekonstruksi Gaza.

×
Berita Terbaru Update