Pasukan Israel kembali melakukan aksi pencegatan terhadap kapal-kapal yang tergabung dalam Sumud Flotilla Global, sebuah misi internasional yang berusaha menembus blokade laut menuju Jalur Gaza, Palestina. Kapal ini membawa ratusan aktivis dari berbagai negara di dunia dan bantuan kemanusiaan.
Melansir Al Jazeera, Kamis (2/10/2025), setidaknya 13 kapal dicegat di perairan internasional, sekitar 70 mil laut (130 kilometer) dari pesisir Gaza pada Rabu (1/10/2025) malam. Sebanyak 210 aktivis di kapal tersebut kemudian ditangkap dan dibawa ke Israel setelah pasukan angkatan laut mengambil alih kendali.
Juru Global Sumud Flotilla Saif Abukeshek mengatakan, sekitar 30 kapal lainnya masih berusaha melanjutkan perjalanan meski berhadapan dengan kapal perang Israel.
“Kami memiliki sekitar 30 kapal yang masih berjuang menjauh dari kapal-kapal militer pasukan pendudukan untuk mencapai pantai Gaza,” ujarnya.
Sebelum pencegatan berlangsung, kapal-kapal armada mengalami gangguan komunikasi akibat tindakan militer Israel yang memutus sinyal dan mencegah pengiriman pesan darurat. Bahkan, siaran langsung para aktivis dari atas kapal sempat terhenti.
“Sekitar pukul 20.30 waktu setempat, kapal Alma, Surius, dan Adara dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan Israel di perairan internasional,” ucap dia.
Israel sebelumnya telah memperingatkan bahwa mereka akan menghentikan armada dengan alasan memblokir pelanggaran blokade laut yang sah. Namun, klaim tersebut ditentang komunitas internasional karena bertentangan dengan hukum maritim internasional.
Blokade terhadap Gaza diberlakukan sejak Hamas mengambil alih wilayah tersebut pada 2007. Sejak saat itu, lebih dari dua juta warga Gaza hidup dalam kondisi terbatas, dengan akses masuk makanan, obat-obatan, dan barang kebutuhan pokok dikontrol ketat oleh Israel.
Meskipun muatan bantuan dalam gerakan relatif kecil, misi ini memiliki tujuan simbolis dan politis, yakni membangun koridor laut permanen menuju Gaza.
Bagi para aktivis, kehadiran armada menjadi bentuk perlawanan sipil atas krisis kemanusiaan akut yang dialami warga Gaza akibat perang Israel yang hampir dua tahun berlangsung.
Penangkapan para aktivis dan pencegatan kapal memicu gelombang protes di berbagai kota dunia, termasuk Roma, Buenos Aires, dan Istanbul.
Sebelumnya, para relawan juga melaporkan pertemuan dengan kapal tak berlampu serta drone yang membuntuti konvoi di Laut Mediterania sehingga meningkatkan ketegangan di tengah perjalanan.