Harga emas merosot tajam pada perdagangan Jumat (14/11/2025) setelah aksi jual besar-besaran melanda pasar global. Tekanan terjadi seusai sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed) menyampaikan pandangan hawkish yang memperkecil peluang pemangkasan suku bunga pada Desember.
Mengutip CNBC, Sabtu (15/11/2025), harga emas spot anjlok 2,08% ke posisi US$ 4.084,56 per troi ons, setelah sempat menyentuh US$ 4.211,06 di awal sesi.
Meski melemah harian, emas masih mencatat kenaikan mingguan sekitar 2,02%. Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember juga turun 2,24% menjadi US$ 4.100,40 per troi ons.
“Pasar melihat peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember makin kecil. Ini jelas mengurangi tenaga pendorong bagi emas dan perak,” ujar Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger.
Pelemahan emas terjadi seiring kejatuhan pasar saham global yang ikut terseret gelombang aksi jual setelah munculnya sinyal hawkish dari bank sentral AS.
Situasi makin diperburuk oleh penutupan pemerintahan AS yang berlangsung paling lama dan baru berakhir pada Kamis (13/11/2025). Kondisi ini meninggalkan kekosongan data ekonomi penting, membuat The Fed dan pelaku pasar kesulitan mendapatkan panduan menjelang rapat kebijakan berikutnya.
Sebelumnya, investor berharap data ekonomi terbaru menunjukkan perlambatan sehingga memberikan ruang bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga pada Desember, sentimen yang biasanya menguntungkan bagi emas sebagai aset tanpa imbal hasil. Namun, harapan itu memudar seiring semakin banyak pejabat The Fed yang memilih bersikap hati-hati terhadap pelonggaran kebijakan.
Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan 25 basis poin pada Desember menyusut menjadi 53% dari sebelumnya 64% pada awal pekan, berdasarkan alat pantau FedWatch CME Group.
Dalam kondisi ketidakpastian, emas tanpa imbal hasil umumnya berkinerja baik, terutama saat suku bunga berada dalam tren rendah. Namun, tekanan teknikal muncul ketika margin call dan aksi likuidasi meningkat.
“Ketika margin call dan likuidasi muncul, trader biasanya menutup semua posisi untuk membebaskan margin. Ini turut menekan harga emas di tengah sentimen risk-off,” ujar analis City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada.
Sementara itu, permintaan emas fisik di sejumlah pasar utama Asia tercatat lesu sepanjang pekan ini.
Selain emas, kinerja logam lainnya mayoritas melemah. Perak spot jatuh 3,17% ke US$ 50,64 per ons, meski masih mencatat kenaikan mingguan 5,2%, platinum melemah 2,52% ke US$ 1.545,58, dan paladium turun 1,85%.