Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, mengungkapkan banyak lembaga dan pesantren NU yang ikut terdampak bencana alam di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2025).
Menurut Gus Yahya, bencana yang terjadi telah menimbulkan
kerusakan parah, korban jiwa, serta banyak warga yang hingga kini belum
ditemukan. Beberapa pesantren NU, termasuk yang berada di Kabupaten Bireuen,
Aceh, juga mengalami dampak langsung.Kondisi semakin sulit karena terputusnya
akses transportasi di sejumlah wilayah, sehingga menyulitkan proses evakuasi
dan penyaluran bantuan. “Itu jelas ada sejumlah unit atau lembaga-lembaga NU
yang terdampak. Pesantren-pesantren di Bireuen dan daerah lainnya juga
terdampak. Korban jiwa pun banyak yang belum ditemukan,” ujar Gus Yahya.
Untuk mempercepat penanganan, PBNU membangun koordinasi
tidak hanya dengan wilayah yang terdampak langsung, tetapi juga daerah penyangga
terdekat yang masih dapat diakses. Skema ini dilakukan agar bantuan tetap dapat
masuk meskipun lokasi bencana sulit dijangkau.
“Koordinasi yang kami bangun tidak hanya di lokasi bencana,
tetapi seluruh daerah di wilayah itu. Jika satu lokasi sulit dijangkau, bisa
melalui daerah terdekat yang masih memungkinkan,” jelasnya.
Selain langkah kemanusiaan, Gus Yahya mengajak seluruh
pengurus, kader, pesantren, dan komunitas NU di Indonesia untuk menggelar
istigasah bersama secara rutin. Ajakan ini menjadi bentuk ikhtiar spiritual
dalam memohon perlindungan dan pertolongan Allah Swt bagi bangsa Indonesia.
“Saya mengajak seluruh jajaran NU untuk menggerakkan
istigasah secara bersama-sama, memohon pertolongan Allah Swt dan
perlindungan-Nya bagi bangsa dan negara,” ujarnya.
PBNU berharap kombinasi upaya kemanusiaan dan spiritual ini
dapat mempercepat pemulihan, sekaligus memberi kekuatan bagi masyarakat yang
terdampak bencana di berbagai wilayah.