Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arif Havas Oegroseno menegaskan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto tetap berakar kuat di kawasan Asia Tenggara

Minggu, 20 Juli 2025 | Juli 20, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-19T17:32:10Z

  Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arif Havas Oegroseno menegaskan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto tetap berakar kuat di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).



“Jadi begitu banyak tantangan sekarang ini tidak hanya dari negara, tapi juga dari individu, perseorangan, dan juga bahkan dari climate,” ujar Havas dalam diskusi publik bersama Gempita Milenial, di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (19/7/2025).


Dia menjelaskan, di tengah tantangan global tersebut, Indonesia menunjukkan sikap aktif membangun kemitraan strategis di berbagai level, baik bilateral maupun kawasan.

“Nah dalam konteks inilah kita melihat aktivisme dari Indonesia yang dibimbing oleh Pak Presiden Prabowo untuk melakukan kemitraan dengan berbagai negara. Dan kalau kita lihat, angkornya tetap Asia Tenggara,” imbuhnya.

Havas menyebut sejumlah lawatan dan pertemuan bilateral yang telah dilakukan Presiden Prabowo di kawasan Asia Tenggara sebagai bukti bahwa ASEAN masih menjadi fokus utama diplomasi Indonesia.

“Beliau sudah pergi ke Malaysia beberapa kali, beliau juga sudah host Malaysia di Indonesia beberapa kali. Jadi tidak hanya kunjungan muhibah dari luar ke dalam, tapi juga yang dari luar itu datang ke Indonesia, itu juga harus dipertimbangkan sebagai suatu foreign policy matrix yang ada, itu pertama,” jelas Havas.

Dia menambahkan, hubungan dengan negara tetangga lainnya seperti Singapura, Thailand, dan Brunei juga terus diperkuat. “Dengan Singapura, kita menjadi host dan Presiden sudah ke sana. Dengan Thailand juga, dengan Brunei juga. Jadi core-nya itu tetap di Asia Tenggara,” lanjutnya.

Menanggapi sejumlah kritik yang menilai Indonesia mulai menjauh dari ASEAN, Havas menegaskan bahwa hal itu tidak benar. "Kita masih tetap core-nya di sini (ASEAN). Karena mau enggak mau memang politik warungan kita sesuai dengan kawasan kita di Asia Tenggara,” pungkasnya.

×
Berita Terbaru Update