Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) mulai melaksanakan survei udara untuk pengambilan data di wilayah
Cekungan Lariang, Sulawesi Barat, dan Enrekang, Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi
cekungan sedimen sekaligus membuka peluang eksplorasi sumber daya minyak dan
gas (migas) baru.
Kepala Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM
Edy Slameto mengatakan, survei tersebut bertujuan menghasilkan data bawah
permukaan beresolusi tinggi melalui metode Full Tensor Airborne Gravity
Gradiometry (FT/AGG), sekaligus meningkatkan daya tarik investasi di dua
wilayah cekungan tersebut.
“Dua wilayah ini tergolong prospective basin. Kami berharap
data yang diperoleh memiliki resolusi lebih baik dan mampu meningkatkan minat
investasi,” ujar Edy seperti dilansir dari Antara, Minggu (7/12/2025).
Ia mengungkapkan, total panjang lintasan survei udara
mencapai sekitar 33.000 kilometer dengan menggunakan dua jenis pesawat, yakni
fixed wing dan helikopter. Pesawat tipe fixed wing digunakan di wilayah yang
relatif datar, sedangkan helikopter dipakai untuk area bertopografi perbukitan.
“Dengan dua moda itu, kami optimistis penyelesaian lintasan
sepanjang 33.000 kilometer dapat dituntaskan dalam waktu 32–35 hari dengan
catatan kondisi cuaca mendukung dan tidak terjadi insiden,” katanya.
Edy menambahkan, pemilihan wilayah Lariang dan Enrekang juga
didasarkan pada keberadaan cekungan migas di sekitar area tersebut. Di bagian
selatan kedua wilayah itu terdapat Cekungan Sengkang yang telah memproduksi gas
dan menjadi salah satu pemasok energi listrik di Sulawesi Selatan.
“Diharapkan Lariang dan Enrekang juga dapat menghasilkan
temuan minyak atau gas baru untuk memenuhi kebutuhan energi di kawasan Sulawesi
dan Indonesia,” ujarnya.
Melalui survei ini, pemerintah menargetkan tersedianya data
bawah permukaan yang lebih akurat dan beresolusi tinggi sehingga mampu
meningkatkan ketertarikan investor terhadap wilayah kerja migas.
“Sejalan dengan program Presiden Prabowo terkait ketahanan
energi, eksplorasi masif di cekungan sedimen menjadi sangat penting,”
tandasnya.