Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

residen ke 7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk belajar dari pengalaman. Jokowi menyampaikan refleksi, evaluasi, hingga harapan terhadap masa depan

Minggu, 20 Juli 2025 | Juli 20, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-19T17:23:30Z

 residen ke 7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk belajar dari pengalaman. Jokowi menyampaikan refleksi, evaluasi, hingga harapan terhadap masa depan partai berlambang gajah tersebut.





Hal itu disampaikan Jokowi saat berpidato dalam Kongres ke-1 PSI di Gedung Graha Saba Buana, Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025).   

Jokowi mengaku merasa dekat secara batin dengan PSI. Kedekatan itu tidak hanya karena lokasi kongres digelar di gedung milik keluarganya, namun juga dipengaruhi iklim semangat dan energi muda yang menurutnya begitu terasa saat memasuki ruangan kongres.


Jokowi lalu mengingatkan pengalaman adalah guru terbaik, termasuk dalam politik. Ia menyebut PSI telah melalui dua kali pemilu pada 2019 dan 2024, sehingga harus menjadi pelajaran penting dalam mematangkan partai.

“Kesulitan itu membuat kita lebih kuat. Hambatan membuat kita makin matang. Tantangan membuat kita lebih terlatih di lapangan. PSI tidak boleh mengulang kesalahan yang sama di 2029. Harus lebih siap dari sekarang,” tegasnya.

Jokowi juga menyinggung perlunya perombakan dalam manajemen internal PSI. Baik dari sisi strategi makro, strategi mikro, hingga perencanaan rekrutmen caleg yang menurutnya tak bisa dilakukan secara dadakan.

“Harus ada rencana yang detail. Siapa yang disiapkan di provinsi, di kota, di pusat harus dari sekarang. Jangan mepet-mepet menjelang pemilu,” katanya.


Lebih lanjut, Jokowi menyambut positif peningkatan jumlah kader PSI yang kini menjabat di jabatan eksekutif maupun legislatif. Berdasarkan catatannya, ada 18 kader yang kini menjabat sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah, serta 181 anggota legislatif di berbagai tingkatan. Ia meyakini, pada Pemilu 2029, jumlah tersebut bisa melonjak tiga kali lipat jika mesin partai dikelola dengan baik.

“Tetapi tidak bisa mengandalkan euforia saja. Mesin partai harus lengkap sampai tingkat desa. Harus tahu siapa yang pegang struktur dari bawah sampai pusat. Kalau tidak ada mesin, bagaimana mau digerakkan?” ujarnya.

Salah satu hal yang disorot Jokowi secara khusus adalah sistem pemilu raya internal PSI yang menggunakan e-voting, di mana satu anggota memiliki satu suara. Baginya, sistem ini adalah bentuk revolusi dalam demokrasi partai.“Mungkin sekarang baru 84.000 yang berpartisipasi. Tetapi ke depan, bisa jutaan kalau sistem ini dipelihara. Karena apa? Karena suaranya dihargai. Tidak ada lagi politik di belakang layar. Tidak ada keputusan segelintir orang. Semua terbuka, semua transparan,” tandasnya.


Jokowi juga memberikan dorongan moral kepada seluruh kader untuk tidak tergesa-gesa mengejar kekuasaan. Ia menyampaikan PSI punya potensi menjadi partai besar, namun harus melalui tahapan yang sabar dan terencana.

Feeling saya, puncaknya bukan di 2029, tetapi baru akan terasa besar di 2034. Tetapi itu bisa tercapai kalau semua mesin partai bekerja keras dan terstruktur dari sekarang,” tegasnya.

Sebagai penutup, Jokowi menegaskan bahwa orientasi perjuangan politik PSI harus tetap teguh pada kepentingan rakyat, bangsa, dan negara, bukan pada kelompok atau kepentingan pribadi.

“Jangan hanya jadi partai untuk orang-orang tertentu. PSI harus jadi partai untuk rakyat. Dan saya akan mendukung penuh PSI untuk jadi partai besar dan kuat ke depan. Tetapi syaratnya kerja keras, struktur lengkap, strategi matang, dan semangat terus menyala,” tukasnya.
×
Berita Terbaru Update