Menteri Jepang bidang Pertanian, Taku Eto, kini menghadapi tekanan besar setelah ucapannya yang menyatakan bahwa ia tidak pernah membeli beras memicu kemarahan publik. Pernyataan Menteri Jepang itu muncul saat harga beras melonjak drastis, dan kini berpotensi mengancam posisi jabatannya.
Ucapan kontroversial Menteri Jepang itu pertama kali muncul saat acara penggalangan dana politik pada Minggu (19/5/2025). Eto mengaku selama ini cukup dengan beras yang diberikan oleh para pendukungnya, sehingga tak perlu membeli sendiri. Pernyataan tersebut langsung viral dan menjadi sorotan media, memicu gelombang protes dari masyarakat yang merasa tersinggung.
Dikutip Japan Times, Selasa (20/5/2025) seorang pengguna media sosial bahkan menulis, “Kamu selesai. Cepat mundur saja,” sebagai bentuk kekecewaan terhadap Menteri Jepang tersebut.
Ketika dimintai klarifikasi pada Senin (20/5/2025), Eto meminta maaf dan mengaku bahwa ucapannya mungkin terlalu berlebihan untuk menyenangkan hadirin. Namun, ia enggan menanggapi kemungkinan mundur dari jabatannya.Menteri Jepang bidang Pertanian, Taku Eto, kini menghadapi tekanan besar setelah ucapannya yang menyatakan bahwa ia tidak pernah membeli beras memicu kemarahan publik. Pernyataan Menteri Jepang itu muncul saat harga beras melonjak drastis, dan kini berpotensi mengancam posisi jabatannya.
Ucapan kontroversial Menteri Jepang itu pertama kali muncul saat acara penggalangan dana politik pada Minggu (19/5/2025). Eto mengaku selama ini cukup dengan beras yang diberikan oleh para pendukungnya, sehingga tak perlu membeli sendiri. Pernyataan tersebut langsung viral dan menjadi sorotan media, memicu gelombang protes dari masyarakat yang merasa tersinggung.
Dikutip Japan Times, Selasa (20/5/2025) seorang pengguna media sosial bahkan menulis, “Kamu selesai. Cepat mundur saja,” sebagai bentuk kekecewaan terhadap Menteri Jepang tersebut.
Ketika dimintai klarifikasi pada Senin (20/5/2025), Eto meminta maaf dan mengaku bahwa ucapannya mungkin terlalu berlebihan untuk menyenangkan hadirin. Namun, ia enggan menanggapi kemungkinan mundur dari jabatannya.